05.31.00 0 Comments

METODE PENELITIAN ? INI YANG BENAR..



OK Ketemu lagi sama KK ngomong ngomong  udah beres karya tulis ilmiah nya ?? hahahha ada yang masih bingung ? atau kurang ? METODE PENELITIAN ? oh metode penelitian ? hahhaha KK udah tuh Metode penelitian dan sekaran KK mau bagi sedikit ilmu KK tentang Metode Penelitian

Metodologi penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Prinsip metodologi

Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya:

A. Rene Descarte

Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu:[butuh rujukan]
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang.
Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
(a) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi,
(b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
(c) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
(d) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
(e)Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.

3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut
(a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
(b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
(c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia.

4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik.[butuh rujukan] Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.] Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.

B. Alfred Julesayer

Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:[butuh rujukan]
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.

C. Karl Raimund Popper

K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:[butuh rujukan]
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATION).


CONTOH METODE PENELITIAN.....

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik yaitu terdiri dari variabel bebas dan terikat, membutuhkan jawaban mengapa dan bagaimana (Hidayat,2007) dan pendekatan cross sectional yaitu penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama (Hidayat,2007) untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja pria tentang keperawanan di SMA Negeri 5 Pekanbaru.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Pekanbaru.
Waktu penelitian dilaksanakan Januari 2013 - Maret 2013

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1   Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti ( Nursalam, 2002 ). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh remaja pria kelas I dan kelas II di SMA Negeri 5 Pekanbaru yaitu sebanyak 392 orang.

3.3.2   Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus :


    3.3.3   Sampling 
Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah secara stratified propotional random sampling, yaitu pengambilan sampel yang menggunakan lebih dari satu teknik yakni berstrata, proposi dan acak (Arikunto, 2006). Dimana pengambilan sampel ini dilakukan secara propotional sampling yaitu pengambilan sampel secara propotional berdasarkan jumlah kelas di SMA Negeri 5 Pekanbaru, sehingga sampel yang digunakan diperoleh merata dan mewakili setiap unit kelas dengan perhitungan sederhana :

3.4  Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur

1

Pengetahuan

Hasil tahu responden (remaja pria) terhadap
keperawanan

Kuesioner

Pengisian
kuesionar

1. Tinggi jika nilairesponden ≥ mean/median
2. Rendah jika nilai responden ≤mean/median


Ordinal
2
Sikap
Reaksi atau respon responden (remaja pria) keperawanan
Kuesioner
Pengisian
kuesionar
1. Positif jika nilai responden ≥ mean/median
2. Negatif jika hasil responden ≤ mean/median
Nominal

3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti sendiri mengacu pada tinjauan teori yang telah ada. Dengan cara pengisian kuesioner dengan 30 pertanyaan, yaitu 20 pertanyaan untuk kuesioner pengetahuan, 10 pernyataan untuk kuesioner sikap.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal
No
Pernyataan
Jumlah soal
Total soal
1.
Pengetahuan
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Resiko
d. Cara mengatas

4
5
7
4


20
2.
Sikap
a. Positif
b. Negatif

5
5

10

Tabel 3.3
Jawaban Soal
No
Pernyataan
Favourable
Unfavourable
1.
Pengetahuan
1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20.
3, 6, 7, 11, 14, 17.
2.
Sikap
2, 5, 7, 9, 10.
1, 3, 4, 6, 8.

1.5.1     Pengetahuan
Data tentang pengetahuan responden dikumpulkan untuk menggambarkan kuesioner tertutup, skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/ pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, serta benar dan salah. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti checklistdengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya dapat dilakukan seperti skala Likert (Hidayat, 2007).
1.5.2     Sikap
Data tentang sikap responden dikumpulkan untuk menggambarkan kuesioner tertutup berdasarkan skala Likert. Untuk yang bersifat mendukung (favourable) dantidak mendukung (unfavourable). Setiap jawaban diberi bobot satu sampai empat.
Favourable (positif)
1. Sangat setuju                          (SS)    : Bobot nilai 4
2. Setuju                                     (S)       : Bobot nilai 3
3. Tidak setuju                           (TS)      : Bobot nilai 2
4. Sangat tidak setuju              (STS)     : Bobot nilai 1
Unfavourable (negatif)
1. Sangat setuju                          (SS)    : Bobot nilai 1
2. Setuju                                     (S)       : Bobot nilai 2
3. Tidak setuju                           (TS)      : Bobot nilai 3
4. Sangat tidak setuju              (STS)     : Bobot nilai 4

3.6  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah  menggunakan data primer yaitu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian yang ditujukan langsung pada remaja pria yang ada pada saat itu di SMA Negeri 5 Pekanbaru.

3.7  Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul sering kali masih merupakan bahan-bahan yang    kasar  (data mentah) yang perlu diolah terlebih dahulu. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak tiga tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu :
1. Editing
Suatu data yang dikumpulkan dari pencatatan yang telah ada, kemudian diperiksa kelengkapannya pada setiap data dengan proses editing.
2. Coding
Melakukan pemberian kode pada setiap data yang telah   dikumpulkan dengan pengisian inisial data.
3. Tabulating
Setelah serangkaian tahapan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan menusun atau menghitung data dengan melihat data yang telah terkumpul lalu disajikan kedalam tabel distribusi frekuensi.    

3.8  Analisis  Data
Analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa Univariat yaitu analisa yang digunakan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Analisa Univariat hanya melihat hasil perhitungan frekuensi dan persentasi hasil penelitian, yang nantinya akan dapat dipergunakan sebagai tolak ukur untuk pembahasan dan kesimpulan.
3.8.1     Analisa Univariat
Analisa univariat (analisa satu variable) dilakukan pada      setiap kategori jawaban pada variable Independen dan variable Dependen yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, yakni untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap kehamilan dini dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap tampilan data tersebut.
Analisis dalam penelitian bisa dilakukan dengan rumus sebagai berikut :


                   Keterangan :
f  = presentase
x = jumlah yang didapat
n = jumlah sample (Bugin, 2005)
 
3.8.2     Analisa Bivariat
Keputusan penguji hipotesis penelitian dilakukan dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan confidence interval95%. Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independent yang menggunakan chi-square.

Tabel 3.3
Chi- Square tabel
Sikap
              Pengetahuan       
Positif
Negatif
N
Tinggi
a
B
a+b
Rendah
c
D
c+d
N
a+c
b+d
a+b+c+d
Keterangan :
N    =  Jumlah sampel
a     =   Pengetahuan tentang keperawanan tinggi, sikap terhadap keperawanan positif.
b     =   Pengetahuan tentang keperawanan tinggi, sikap terhadapkeperawanan negatif.
c     =   Pengetahuan tentang keperawanan rendah, sikap terhadapkeperawanan positif.
d     =   Pengetahuan tentang keperawanan rendah, sikap tehadapkeperawanan negatif.
Ho diterima  jika X2 hitung < X2 tabel, berarti tidak ada hubungan yang bermakna.


Sekian Pos dari KK kali ini semoga bermanfaat wassalamualaikum :)

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: